Halaman Muka

Sabtu, 16 Juni 2012

Selling Key

Mr. Bean
Kunci Penjualan  

Pernah lihat film Mr. Bean..? Tentunya Anda semua pernah melihat film Mr. Bean atau film yang serupa dengannya. Film itu mampu membuat Kita tertawa sekalipun hanya beisi alur cerita diiringi musik dan gumaman suara yang tidak jelas. Dari mana pesan lucu itu dikirimkan ? Bagaimana Kita bisa mengerti atau menangkap pesan yang mereka maksudkan ? Apakah ini berarti bahwa Kita bisa berkomunikasi tanpa kata-kata ?  Memang demikianlah, ternyata pesan dan makna bisa disampaikan tanpa menggunakan kata-kata. Inilah yang disebut bahasa tubuh yaitu gerakan tubuh, ekspresi dan lain-lain yang mengirimkan pesan pada kita tanpa menggunakan kata-kata.



Dalam pelatihan Selling Magic ada teknik 3 V, yakni Verbal, Vocal, Visual. Yakni melipat gandakan kekuatan kata-kata dengan menggunakan 3 V sekaligus : 
  • Verbal (pilihan kata-kata yang tepat)
  • Vocal (intonasi)
  • Visual (bahasa tubuh)

Dalam film  Mr. Bean Kita diperlihatkan kita mengenai komponen Visual (bahasa tubuh). Lalu pertanyaannya, bagaimana dengan komponen Vocal (intonasi) dalam penyampaian pesan ?  Pernahkah Kita melihat orang yang sedang kesal atau marah ?  Seseorang yang sedang kesal atau marah akan terlihat dari bahasa tubuhnya dan intonasi verbal yang digunakannya, meski kata-kata yang digunakan relatif datar/sedang dan tidak meledak-ledak. Di sinilah terasa bahwa intonasi amat berperan dalam membentuk makna.

BAHASA TUBUH DALAM PENJUALAN
Bagi seorang penjual / frontliner / field force sangatlah penting untuk menguasai ilmu bahasa tubuh dalam meningkatkan jumlah penjualannya. Setidaknya ada dua kegunaan mempelajari bahasa tubuh:
  1. Perbaiki bahasa tubuh kita selaku frontliner, agar lebih persuasif.
  2. Amati bahasa tubuh calon customer untuk bisa membaca pikirannya.

Bahasa tubuh harus dipergunakan secara selaras dengan kata-kata yang digunakan. Misalnya, saat menjelaskan suatu produk tangannya bergerak-gerak tidak beraturan sama sekali. Gerakannya pun tidak ada konsistensi, kadang ia menjelaskan sesuatu dengan tangan kanan, sejurus kemudian saat menjawab pertanyaan mengenai hal sama ia mempergunakan tangan kiri. Lambat laun pembeli akan cenderung mengabaikan gerakan tangannya, karena terlihat tidak ada relevansi dengan pesan. Artinya si frontliner tengah menyia-nyiakan kegunaan dari alat komunikasi yang dahsyat ini.

Salah satu teknik rahasia dalam Neuro Linguistic Programming (NLP) ada yang disebut sebagai subtle pointing , yang berarti menunjuk secara tidak kentara. Yakni pada saat kita bicara segala sesuatu yang baik, hebat, menarik, positif, dan seterusnya, maka gunakan salah satu jari tangan Anda untuk menunjuk objek yang dijual. Nah, cara menunjuknya harus terlihat seperti tidak sengaja (unintended) dan tidak terlalu kentara. Tekniknya dengan cara mata kita tidak melihat tangan kita yang sedang menunjuk, dan gerakan tangan seperti mengalir wajar saja.

Akibat teknik itu, pikiran bawah sadar calon pembeli / customer akan mengenali adanya asosiasi antara kata bagus, baik, hebat dan seterusnya itu dengan produk Kita. Ingat di sini Kita menggunakan komunikasi bawah sadar, bukan komunikasi dengan pikiran sadar. Sebab kalau  Kita menggunakan komunikasi sadar, maka pembeli/customer akan berfikir : “… Pasti aja dibilang oke dan bagus, karena situ yang dagang...”.  Kalau Kita memakai komunikasi sadar, maka yang dilakukan sebaliknya, tangan Kita akan menunjuk dengan jelas pada produk yang Kita jual sambil mengatakan : "...Produk yang ini bagus Pak, efek samping minimal, harga ekonomis, service palugada (apa lu mau gua ada)…, dan seterusnya…."

INTONASI DALAM PENJUALAN
Kita semua pernah mengalami peristiwa yang mengesankan, yang membuat antusias untuk bercerita pada orang lain. Nah, coba diingat-ingat bagaimana cara Kita menceritakan peristiwa yang berkesan dan membuat antusias? Ciri termudah yang Kita kenali adalah dari intonasi yang digunakan, biasanya diceritakan dengan nada bersemangat, antusias, meledak-ledak penuh penekanan di sana sini.

Terasa aneh bila melihat seorang frontliner / field force yang tengah menjelaskan suatu produk secara monoton, suara lemah dan datar. tanpa ekspresi. Entah  karena sudah capek jualan, mungkin  karyawan yang bekerja terpaksa daripada nganggur, atau yang lagi kesal  sama bossnya.  Padahal ada pepatah dari Tiongkok Kuno yang mengatakan : ".... Jika nggak bisa senyum jangan buka toko...."

Saat seorang pembeli minta informasi produk pada frontliner, dan dijawab dengan datar, lemah, monoton, maka pembeli akan menangkap pesan bahwa penjual sendiri juga punya perasaan datar, bosan dan tidak tertarik pada produk itu. Ingat motto: We go first! , yang artinya Kita yang lakukan lebih dulu, baru orang lain akan mengikuti. Jika kita ingin pelanggan semangat dan antusias pada produk, tunjukkan bahwa Kita antusias pada produk.

Intonasi yang kita gunakan saat mempromosikan suatu produk haruslah mencerminkan situasi bahwa produk ini bagus, menarik untuk dimiliki, rugi jika nggak membeli. Proyeksikan kesan itu dalam intonasi suara anda. Berlatih mengenali seperti apa intonasi suara yang akan membuat pendengar Anda berpikir kata-kata itu penting, intonasi yang membuat pelanggan lebih percaya dan seterusnya.

Lalu bagaimana melatihnya..? Penulis jadi teringat akan suatu trik dari seorang atasan beberapa tahun lalu. Dia bilang : ".... Latihan terus tiap hari didepan kaca.., terserah orang bilang Kamu gila. Tapi nanti manfaatnya akan terasa..." Ya.. berlatih di depan cermin / kaca secara terus menerus. Namun penulis berpesan agar jangan berlatih di jalanan.... Nanti orang akan lari semua.., oke..

Artikel lainnya tentang Bahasa Tubuh :

Source :

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...