Pernah dengar tentang Team Hoyt...?
Hmmm... Rasanya lebih banyak yang belum mengetahuinya... Kisah ini dimulai pada tanggal 10 Januari 1962 dimana pasangan Dick Hoyt dan Judy dianugrahi seorang putra yang diberi nama Rick Hoyt. Kebahagiaan keluarga Hoyt atas kelahiran putranya tersebut tidak berlangsung lama. Karena Rick Hoyt didiagnosa oleh dokter menderita celebral palsy pada saat lahir karena terjadinya penyumbatan aliran oksigen yang diduga akibat tali pusar yang melingkari lehernya. Akibatnya, otaknya tidak dapat mengirimkan "pesan" yang benar untuk otot-ototnya.
Banyak masukan dari paramedis bahwa Rick Hoyt untuk di sekolahkan secara "khusus" karena ke depannya Rick Hoyt akan "menjadi beban" dan semakin tidak berdaya. Keluarga selalu menjaga Rick Hoyt dengan penuh kasih dan selalu berharap bahwa pada saatnya nanti mereka dapat "berkomunikasi" dengan Rick sebagaimana layaknya sebuah keluarga.
Keluarga Hoyt berupaya melakukan pengobatan di Rumah Sakit Anak di Boston, dimana ada seorang dokter yang berupaya melakukan pengobatan seperti anak lain pada umumnya. Ibunda Rick, Judy, menghabiskan sebagian waktunya untuk mengajarkan Rick Hoyt untuk mengenal alfabet dengan "sandpaper letters" dan banyak label yang menerangkan setiap obyek benda di sekitar rumah keluarga Hoyt.
Dengan ketekunan dan kasih sayang kedua orang tuanya serta dengan bantuan seperangkat komputer "khusus" , pada usia 11 tahun Rick Hoyt dapat berkomunikasi dan mulai tampak bahwa Rick Hoyt termasuk "anak yang cerdas". Dan dengan seperangkat alat komunikasi yang di back up komputer, untuk pertama kalinya Rick Hoyt dapat bersekolah di sekolah umum pada tahun 1975.
Dua tahun kemudian Rick berkata kepada ayahnya bahwa ia ingin berpatisipasi
mengikuti lomba lari 5 mil untuk acara amal bagi teman Rick yang
mengalami cidera hingga lumpuh dalam sebuah kompetisi olah raga. Dick
yang saat itu bukan seorang pelari, setuju untuk mendorong Rick dengan
kursi rodanya. Mereka pun dapat menyelesaikan kompetisi walaupun tidak
mendapatkan kemenangan. Pada malam harinya Rick mengatakan kepada ayahnya (Dick Hoyt)
bahwa ia tidak merasa lumpuh saat mengikuti kompetisi itu.
Setelah 4 tahun mengikuti kompetisi maraton, Team Hoyt mengikuti
kompetisi triathlons pertama mereka. Dan untuk kompetisi ini Dick harus
belajar berenang. "Pertama kali saya berenang, saya tenggelam seperti batu" cerita
Dick. "Dan saya pun tidak pernah naik sepeda lagi semenjak usia 6 tahun"
lanjut Dick.
Dengan sepeda yang dirancang khusus agar dapat mengangkut Rick Hoyt didepan,
dan juga perahu yang diikat pada punggung Dick ketika ia berenang. Team
Hoyt akhirnya menjadi peserta kedua dari yang terakhir yang menyelesaikan kompetisi Hari Ayah 1985.
Semenjak itu mereka selalu mengikuti kompetisi, baik di daerah asal
mereka (Boston) bahkan diluar negeri. "Rick selalu menjadi inspirasi dan motivasi
saya melalui caranya menyenangi olah raga." kata Dick.
Dalam salah satu kesaksian Rick, ia berkata:
"Ayah adalah salah satu inspirasi bagi saya. Ketika ia ingin melakukan
sesuatu, Ia akan tekun, apapun itu, sampai selesai. Sebagai contoh
ketika Kami ingin mengikuti triathlons, ayah berlatih, sampai 5 jam
sehari, 5 hari dalam seminggu, bahkan ketika ia sedang bekerja."
Perlu diketahui bahwa Team Hoyt telah mengikuti 1069 kompetisi (data sampai dengan November 2011).
Kasih sayang sang ayah, Dick Hoyt pada anaknya (Rick Hoyt) begitu besar
dan abadi. Mereka layak untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan.
Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi, dan memotivasi Kita lebih menghargai hidup, lebih memaknai saling cinta kasih .
Note :
- Dick Hoyt saat ini adalah pensiunan Letnan Kolonel (Letkol) dari Garda Nasional bagian Udara
- Rick Hoyt lulus pada tahun 1993 dari Universitas Boston dalam gelar kependidikan khusus. Kemudia dia bekerja pada Boston College, pada laboratorium komputer yang khusus mengembangkan sistem dan software untuk membantu memudahkan menjalani kehidupan bagi para penyandang cacat.
Clip berikut ini semoga dapat lebih membantu mendeskripsikan Team Hoyt dan mengisnpirasi bagi setiap pria yang menjadi seorang ayah agar tidak pernah menyerah dalam hidup untuk berupaya menjadi "ayah yang sejati" :
Tulisan lain tentang "ayah" :
Because I am A Man
Source :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar