by Al Falaq Arsendatama
Bersyukur (gratitude) diajarkan di hampir semua agama. Tapi sebetulnya
apa sih bersyukur itu dan kekuatan apa yang ada didalamnya? Bersyukur
menyimpan kekuatan penuh untuk merealisasikan mimpi menjadi kenyataan.
Bersyukur seperti lem yang merekatkan hukum-hukum universal seperti
hukum atraksi, kelimpahan, relativitas, polaritas, balas jasa, dll.
You cannot know what is without knowing what is not.
Kasih (love)
dan Ketakutan (fear) berada dalam spektrum yang sama tapi memiliki
polaritas yang berbeda. Kita tidak bisa mengalami apa itu kasih tanpa
mengetahui bagaimana rasanya ketakutan.
Misalnya, Anda senang
berada dekat-dekat pasangan Anda dan benci kalau harus terpisah dari
dia. Disini sebetulnya Anda berinteraksi dengan esensi yang sama, yaitu
pasangan Anda. Tapi ada perasaan yang berbeda yang disebabkan oleh momen
kehadiran (presence) dan ketidakhadiran (absence) pasangan Anda.
Ketika
Anda bersyukur untuk kedua momen itu dan menyadari bahwa keterpisahan
hanyalah relativitas, Anda terbebas dari pengalaman yang bisa
menyebabkan Anda merasa khawatir, cemburu, lonely, dsb dimana semua itu
berafiliasi dengan energi ketakutan (fear).
Hal ini tidak bisa
dijelaskan secara logis, tetapi ada pergeseran yang signifikan dalam
pikiran (mind) dan jiwa (soul) Anda. Anda bisa rasakan perubahan energi
yang terjadi. Ada transmutasi energi disana melalui genuine act untuk
mensyukuri segala sesuatu, bahkan apa-apa yang kita tidak suka.
Bersyukur
mempercepat pertumbuhan dan sukses. Bahkan bekerja sekeras apapun tanpa
dilengkapi dengan rasa syukur hanya akan membawa Anda ke perasaan
kekurangan, stress, rendah diri, dll.
Rahasia uang dan sukses terletak disini. Hukum kelimpahan (law of abudance) bekerja dengan kekuatan bersyukur. Kita tidak bisa memiliki apa yang kita inginkan karena keinginan merupakan pernyataan kekurangan.
Kita
selalu memperoleh apa yang kita ciptakan karena pikiran kita kreatif
dan kita mempunyai otoritas penuh untuk membuat realitas apapun yang
kita pilih. Berdoa, dalam semangat kreatifitas, adalah pernyataan rasa
syukur bahwa kita sudah memiliki semua yang kita perlukan. Bukan
merupakan pernyataan kekurangan. Berpikir dari dimensi kekurangan akan
membuat diri kita selalu merasa kurang, sebanyak apapun uang yang kita
miliki tetap saja tidak cukup untuk membuat kita bahagia.
Mensyukuri
bahwa uang selalu cukup dan sukses sudah kita miliki SEKARANG akan
melepaskan kita dari rasa kekurangan. Disini kita menciptakan realitas
baru dan secara sadar pemikiran-pemikiran kreatif akan timbul dengan
sendirinya. Dari situ kita mengambil pilihan-pilihan terbaik untuk
membuat hidup (make a life), bukan menyambung hidup (make a living).
Bersyukur
membebaskan Anda dari ketergantungan terhadap hasil akhir (outcome).
Anda tidak bisa terbebas dari suatu kondisi secara permanen kecuali Anda
menghargai setiap momen yang terjadi disana. Seburuk apapun suatu
kondisi, selalu ada berkah yang bisa kita ambil. Berkah ini adalah
hadiah (gift) dari yang Maha Kuasa.
Bersyukur adalah tindakan
sadar untuk mengambil hadiah itu dan dari situ Anda memperoleh
pembelajaran untuk masa depan yang lebih baik.
Note :
Al Falaq Arsendatama bekerja sebagai personal & executive coach yang
membantu individu dan korporasi untuk memberdayakan potensi &
kekuatan yang dimilikinya sebagai tool dalam pencapaian tujuan. Ia juga director dan founder dari Coaching Indonesia http://www.coachingindonesia.com serta True Life Institute.
Source :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar