By Admin
Dalam sebuah organisasi baik yang non profit ataupun yang profit / perusahaan, pasti pernah menghadapi kendala dalam menjalankan roda organisasi tersebut.
Menurut "guru saya", setiap ada masalah Kita harus menghadapinya baik cepat atau lambat. Masalah yang datang, itu artinya Kita diberi anugrah kesempatan untuk menjadi lebih baik. Tentu saja perubahan yang lebih baik itu bila penyelesaian masalah yang Kita lakukan dilakukan dengan konstruktif dan membangun.
Masalah yang dialami seseorang ataupun sebuah organisasi, meski disadari bahwa penyelesainnya merupakan langkah menuju kondisi yang lebih baik, terkadang disingkapi dengan cara yang berbeda. Ada yang fokus pada masalah dan ada juga yang fokus pada solusi. Bagi yang fokus pada masalah biasanya disertai dengan "amarah", analisa yang "rumit", bertele-tele dan cendrung selalu melihat ke belakang. Dan bagi yang fokus pada solusi, "fokus masalah" dilakukan hanya sebagai pondasi dasar untuk mencari cara pemecahan masalah dengan cara yang efektif dan efesien (sederhana namun jitu dan cerdas).
Berikut di bawah ini ada dua kasus nyata yang cukup menarik, yang dapat menggambarkan secara jelas pernyataan di atas, mari Kita simak bersama-sama :
Kasus 1
Ketika NASA mengirimkan astronotnya ke luar angkasa, mereka menemukan
fakta bahwa ternyata pena tidak bisa digunakan pada gravitasi nol
(tinta tidak akan tertarik keluar). Untuk memecahkan masalah ini, mereka
melakukan penelitian selama kurang lebih satu dekade dan menghabiskan
biaya sebesar $12 juta (setara dengan Rp.120 milyar dengan kurs
$1=Rp.10.000,-). Mereka merancang sebuah pena yang dapat digunakan pada gravitasi nol,
menghadap ke atas, bahkan di dalam air, pada permukaan apapun (termasuk
kaca) dan suhu dingin 300 derajat celcius dibawah nol. Dan Apa yang orang Rusia lakukan? Mereka menggunakan pinsil ……
Kasus 2
Salah satu studi kasus yang paling terkenal dalam manajemen Jepang
adalah kasus kotak sabun yang kosong, yang terjadi di perusahaan
kosmetik terbesar di Jepang. Perusahaan tersebut menerima keluhan dari konsumen bahwa sabun yang mereka beli ternyata kosong. Dengan segera bagian keluhan pelanggan terjun langsung ke lapangan
menuju bagian pengemasan produk. Bagian pengemasan produk adalah lini
terakhir dari proses produksi sebelum menuju bagian pengiriman produk.
Mereka kemudian menemukan bahwa ternyata memang ada kotak sabun yang
kosong yang melewati bagian pengemasan, dengan beberapa alasan. Manajemen kemudian meminta para insinyurnya untuk memecahkan masalah
ini. Para insinyur tersebut segera melakukan penelitian. Mereka bekerja
sangat keras dan akhirnya menemukan mesin X-ray dengan resolusi tinggi
yang dioperasikan oleh 2 orang untuk mengamati semua kotak sabun yang
lewat, untuk memastikan bahwa kotak sabun tersebut tidak kosong. Tidak perlu diragukan lagi hasil yang mereka capai. Mereka telah bekerja
sangat keras dan cepat, namun mereka juga menghabiskan biaya yang tidak
sedikit.
Di bagian tempat yang lain, sebuah perusahaan dengan skala yang jauh
lebih kecil menemukan permasalahan yang serupa. Namun mereka tidak
menggunakan mesin X-Ray yang sangat rumit. Mereka mencoba melakukan
pemecahan dengan cara yang berbeda. Mereka membeli sebuah kipas angin khusus yang sangat kuat dan menaruhnya
pada suatu titik di bagian pengemasan. Setelah kipas angin tersebut
dinyalakan, maka setiap kotak sabun yang kosong dan melewati kipas
tersebut akan segera terbang tertiup angin.
Lalu, apa pesan yang ingin disampaikan dari 2 kasus diatas..?
Temukan segala kemungkinan pemecahan-pemecahan masalah dengan
sederhana. Mulailah belajar untuk fokus pada solusi, bukan pada
masalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar