By Dadang Kadarusman
Ya, apakah pengalaman bisa dibeli? Tidak, jika Kita membelinya dengan
uang. Karena, money can’t buy everything. Tetapi, apakah pengalaman
memang bisa dibeli? Bisa, jika Kita membelinya dengan alat pembayaran
yang tepat. Jika bukan dengan uang, dengan apa membayarnya? Alat
pembayaran itu bernama;’melakukan’ alias ‘menjalaninya’ sendiri. Jika
Anda pernah melakukan sesuatu, maka Anda bisa memiliki pengalaman itu.
Jika Anda menjalani suatu peristiwa, maka Anda menjadi berpengalaman
dengan peristiwa itu. Sesederhana itu. Sekalipun sederhana, tidak mudah
untuk membangun pengalaman yang bernilai tinggi. Karena pengalaman yang
buruk, berbeda dengan pengalaman yang baik.
Dua orang yang sama-sama
telah menjalani sesuatu selama 10 tahun belum tentu memiliki
keterampilan yang sama baiknya, misalnya. Apa yang membedakan keduanya? Dalam sebuah film documenter, sekelompok gajah menjelajah padang
tandus Afrika ditengah terik matahari musim kemarau yang panjang. Mereka
berpindah dari satu kolam kering ke kolam berikutnya yang masih
menyisakan genangan air. Suatu hari, pemimpin mereka menghilang secara
misterius, sehingga seluruh keluarga kebingungan. Pada situasi sulit
itu, tampillah gajah lainnya yang mengambil tanggung jawab kepemimpinan.
Waktu tempuh menuju sumber air itu pun menjadi semakin panjang
berkali-kali lipat. Meskipun gajah pengganti itu sama besarnya, namun
pengalamannya tidak sebanding dengan gajah pemimpin mereka.Sama persis
seperti kehidupan karir Kita. Nama besar kita tidak berbanding lurus
dengan ukuran badan, atau lamanya kita berada pada situasi tertentu;
melainkan dengan besarnya pengalaman kita.