Halaman Muka

Sabtu, 07 Juli 2012

Jalan Ditempat

By

Selain makna sebenarnya, frase “jalan ditempat” juga mempunyai makna kiasan. Ketika bisnis kita tidak kunjung berkembang, karir kita tidak naik-naik, atau kehidupan kita tidak juga membaik; kita menyebutnya ‘jalan ditempat’ atau ‘stagnan’. Masalahnya, setiap aspek kehidupan kita tidak selamanya berada dalam ‘mode maju’. Kadang kita harus memasuki masa-masa jalan ditempat itu. Faktanya, ‘jalan ditempat’ itu adalah salah satu bagian dari siklus kehidupan yang mesti kita jalani. Tidak peduli sudah sebaik apa usaha yang kita lakukan, kita belum juga bisa beranjak dari tempat dimana kita memulai. Tidak jarang hal itu menciutkan hati dan melemahkan motivasi kita. Tetapi, benarkah kita tidak bisa berbuat apa-apa saat memasuki periode jalan ditempat?


Beberapa puluh tahun lalu, kita mengenal Senam Kesegaran Jasmani (SKJ) yang populer nyaris disetiap lapisan masyarakat. Selain sebagai olah raga murah meriah untuk membuat tubuh sehat, saya juga mengenang SKJ sebagai sebuah nasihat; karena senam itu dimulai dengan ‘jalan ditempat’. Dengan nasihat itu, kita bisa membalik pandangan serba suram, dan pesimistis ketika memasuki masa-masa sulit dalam kehidupan kita. Bagi Anda yang tertarik menemani saya belajar menggali nasihat dari ‘jalan ditempat’; saya ajak untuk memulainya dengan memahami dan melakukan 5 sudut pandang Natural Intelligence berikut ini:


1. Jalan ditempat tidak berarti berdiam diri. 
Kita sering keliru mengira bahwa ‘tidak pergi kemana-mana’ sama artinya dengan tidak melakukan apa-apa. Padahal, saat jalan ditempat badan kita menjadi hangat. Bahkan dibasahi oleh tetes keringat. Hal itu menandakan jika dalam keadaan jalan ditempatpun kita bisa melakukan sesuatu agar setiap detik dalam hidup kita tetap bermanfaat. Memang, kadang kita tergoda untuk berdiam diri ketika keadaan sedang sangat tidak menguntungkan. Padahal, berdiam diri itu tidak bisa mengubah keadaan. Kita harus melakukan tindakan agar keadaan bisa berubah menjadi lebih baik. Bagaimana jika membaiknya keadaan itu tidak tergantung kepada apa yang kita lakukan? Benar. Itu bisa saja terjadi. Misalnya, ketika kita hanya menjadi bagian kecil dari sebuah system yang besar sehingga kita tidak punya cukup kekuatan untuk mengubah keadaan. Tetapi itu juga tidak berarti kita boleh berdiam diri. Setidaknya kita bisa melakukan sesuatu untuk memastikan bahwa kita tetap menjadi orang yang lebih siap daripada orang lain untuk segala kemungkinan.

2. Menambah bobot tindakan bisa memperbaiki keadaan
Tidak semua orang melakukan SKJ dengan baik. Ketika sedang jalan ditempat, mereka mengangkat kakinya asal-asalan saja. “Angkat pahanya lebih tinggi!,” begitu guru olah raga kita mengingatkan. Dengan lutut dan paha yang diangkat lebih tinggi, kita menambah bobot gerakan. Saat menjalani masa-masa stagnan pun, kita sering kurang bersemangat. Padahal, tanpa semangat kita akan kehilangan momentum untuk semakin menguatkan diri dan posisi kita. Justru pada saat stagnan kita harus lebih gigih dalam bertindak dan berbuat. Jika kita melakukan tindakan kita dengan bobot yang sama dengan sebelumnya, maka keadaan pasti tidak akan pernah bisa berubah menjadi lebih baik. Apalagi kalau kita mengurangi bobot tindakan kita. Keadaan malah akan semakin memburuk. Memang, tidak enak berada dalam situasi sulit. Tetapi, jika kita bisa meningkatkan bobot tindakan kita; maka kita memiliki peluang yang lebih besar untuk memperbaiki keadaan.

3. Kecepatan tindakan menentukan kecepatan pemulihan
Selain dengan mengangkat tungkai lebih tinggi, manfaat latihan jalan ditempat juga ditentukan oleh kecepatannya. Demikian pula perkembangan kematangan dan ketajaman mental kita. Dia bisa dibangun dengan kecepatan dalam mengerjakan atau menyelesaikan sesuatu. Dalam jatah waktu yang sama-sama 24 jam sehari ini, nyatanya ada orang yang lebih produktif dari orang lain. Bahkan dalam keadaan serba baik pun kita berlomba dengan waktu. Apalagi ketika segala sesuatunya sedang stagnan. Kecepatan kita meraih kesempatan. Kecepatan kita dalam merespon keadaan. Kecepatan kita dalam memberikan solusi; mungkin menjadi faktor yang sangat menentukan apakah masa-masa stagnan itu bisa segera diselesaikan. Boleh jadi, kita bisa lebih cepat keluar dari masa-masa sulit itu jika kita memiliki kecepatan yang lebih tinggi dari orang lain. Janganlah terjebak untuk semakin melambat hanya karena kita memasuki masa-masa yang tidak menyenangkan. Karena boleh jadi, kecepatan kita sangat dibutuhkan untuk melakukan pemulihan.

4. Teruslah berjalan agar tidak jatuh terjerembab. 
Zaman sudah sangat banyak berubah. Masa kejayaan SKJ juga sudah lama berlalu. Dulu, jalan ditempat hanyalah olah raga milik orang-orang biasa. Namun, tengoklah latihan apa yang sekarang paling banyak dilakukan orang di fitness center? Treadmill. Amatilah alat olah raga apa yang ada di rumah-rumah mewah? Mesin treadmill. Sekarang, jalan ditempat menjadi salah satu olah raga favorit kaum elit. Dulu, Anda boleh diam saja ketika guru olah raga berteriak;”ayo, terus jalan ditempat!”. Diatas mesin treadmill ini, Anda tidak memiliki pilihan lain kecuali terus berjalan. Sebab jika Anda berhenti, maka Anda akan jatuh terjerembab. Berbagai aspek dalam kehidupan kita juga berubah banyak. Dulu, mungkin kita bisa berhenti saja ketika segala sesuatunya sedang sangat sulit. Sekarang, berhenti hampir sama artinya dengan mengijinkan diri kita jatuh tersungkur hingga mungkin tidak bisa bangkit kembali. Maka jika kita tidak ingin terjatuh, kita harus terus berjalan.

5. Nikmati ketika memasuki periode jalan ditempat
Kita sungguh beruntung mendapatkan kesempatan untuk hidup dalam era seperti saat ini. Sekarang kita bisa latihan jalan ditempat sambil menonton tayangan film-film favorit. Atau mendengarkan musik-musik terkini. Bisa juga sambil memelototi laporan pergerakan harga saham. There are lots of funs while you are walking on the treadmill. Kehidupan kita boleh saja sedang jalan ditempat. Tetapi, kita tidak pernah kehilangan kesempatan untuk menikmati hidup. Benar segalannya sedang serba sulit. Tetapi sesulit apapun, kita masih bisa menemukan kenikmatan yang kita butuhkan. Meskipun kita kehilangan hal lain, namun kita bisa mendapatkan hal lainnya. Maka, seandainya Anda tengah memasuki masa-masa stagnan itu, nikmati saja. Karena kecerdasan mental kita tidak pernah kehilangan alasan untuk membuat hidup kita tetap penuh warna.

Hanya satu kata yang bisa membuat kita kalah oleh keadaan, yaitu; menyerah. Tetapi jika pada saat menjalani masa-masa ‘jalan ditempat’ itu kita masih bisa belajar banyak hal. Atau meningkatkan kemampuan kita. Atau menambah pengetahuan kita. Atau menguatkan mental kita, maka kita bisa menjadi pribadi yang lebih siap untuk menyongsong datangnya masa-masa jaya itu sekali lagi. Bahkan, jika kita bisa menikmati perih dan pedihnya, kita akan tahu bahwa masa-masa jalan ditempat itu bukanlah hal yang buruk. Tidak akan menjadikan hidup kita semakin terpuruk. Karena selama kita terus gigih untuk bertindak dan bergerak, kita masih memegang kendali atas hidup kita sendiri. So, tetaplah berjalan. Meskipun kita tidak berpindah tempat.

Source :
http://www.dadangkadarusman.com

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...