Dewasa ini dunia berjalan sangat cepat. Keadaan itu secara tidak langsung merubah perilaku manusia yang menjalaninya. Kita merasakan bahwa tuntutan dan tekanan dalam hidup semakin bertambah. Saat dihadapkan pada masalah (tekanan dan tuntutan dalam hidup) biasanya Kita berusaha sekuat tenaga mencari solusi untuk memecahkan masalah tersebut.
Terkait dengan upaya penyelesaian masalah, tuntutan dan tekanan tersebut yang biasanya diikuti dengan tengat waktu / dead line atau target yang harus dicapai. Di sinilah biasanya stres mulai muncul pada seseorang. Stres dapat datang dengan tidak memandang usia, latar belakang sosial dan lingkungan. Dengan kata lain stres dapat menghampiri siapapun.
Bagi yang pernah merasakan, stres dapat menyebabkan sejumlah keluhan, seperti sakit kepala dan gangguan tidur. Namun, tahukah Anda bahwa stres berkepanjangan akan mengecilkan ukuran otak?
Sebuah studi menunjukkan orang mengalami stres terus menerus dan tak dapat mengatasinya cenderung memiliki volume otak yang lebih kecil. "Stres terjadi saat hal buruk terjadi seperti perpisahan, kehilangan orang yang dicintai, atau dalam keadaan tertekan," ungkap neurobiolog Rajita Sinha, peneliti dari Universitas Yale, AS.
Menurut para peneliti, penyusutan otak pada area frontal lobe merupakan tanda bahaya seseorang lebih rentan terkena penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi serta gangguan kejiwaan. Stres juga memengaruhi fungsi otak saat individu belajar.
"Stres adalah bagian alami dalam kehidupan. Tapi stres akan menjadi masalah besar bila seseorang tak dapat mengatasinya. Studi membuktikan bahwa stres telah berkontribusi pada kenaikan penyakit kronis," kata Sinha seperti diberitakan MSNBC.
Artikel lain yang terkait :
Source:
http://life.viva.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar