Halaman Muka

Rabu, 29 Agustus 2012

SOP Untuk Maling..!!

By Hendrik Ronald

Tok-tok-tok..... Saya terbangun dalam keadaan kaget. Hari saya dimulai sangat pagi hari itu. Sekitar jam 5 pagi. Dimulai dengan seseorang mengetuk pintu saya dengan sangat semangat, lalu menuju ke sisi kanan saya untuk mengambil darah. Lalu keluar meninggalkan saya dalam keadaan kaget dan sulit tertidur lagi. Hal ini dilanjutkan dengan beberapa petugas lagi yang datang untuk mengantarkan makanan, membersihkan ruangan, dan lain sebagainya.

Semua petugas yang ada sangat ramah dan membantu, namun sebagai seorang pasien, hal yang saya butuhkan adalah istirahat. Bukannya mulai mengikuti rutin rumah sakit yang dimulai sangat pagi. Waktu itu saya sedang berada di sebuah Rumah Sakit, dirawat karena terkena DBD (Demam Berdarah Dengue).

Di sana saya merasakan seperti apa menjadi pasien. Di sana saya merasakan ada prosedur yang memang nyaman untuk saya, namun ada juga prosedur yang nyaman untuk perusahaan. Jangan salah paham, saya bukan ingin memulai ‘perang’ Prita ke-2 di sini. Karena Rumah Sakit tempat saya dirawat memang memberikan pelayanan yang sangat baik. Mereka mengganti seprai saya 4 kali dalam 1 malam (karena keringat). Mereka selalu ada saat dibutuhkan, dan lain-lain. Namun sering kali ada saja hal-hal kecil yang terlewatkan oleh top management. Keputusan-keputusan yang diambil oleh middle level management tanpa mencoba ‘merasakan’ seperti apa menjadi pasien. 

Saya menemukan di banyak perusahaan bahwa sering kali top management ingin memberikan pelayanan terbaik. Staff yang berhubungan langsung dengan customer ingin memberikan pelayanan terbaik juga. Namun middle management sering kali dengan ‘cara’ (baca: arogansi)nya sendiri membuat berbagai macam prosedur dan SOP yang gampang di operasional, bukan gampang di customer.

Lebih parah lagi.. di banyak company, karena 1 atau 2 customer yang ‘maling’, kita lalu menjadi emosional, lalu dibuatlah peraturan / SOP untuk mengatasi masalah ini. Peraturan ini langsung diterapkan. Jadi bahkan semua customer yang lain juga kini dianggap ‘maling’.

Deja Vu?
Lalu apa solusinya? Solusinya adalah, jangan pernah mengambil keputusan di saat kita sedang emosi. Di saat ada masalah, memang tugasnya management untuk bisa tenang. Dalam bisnis, masalah pasti terjadi, namun setenang apa kita dalam mengatasi masalah?

Middle management memang sering terjepit, ini yang membuat mereka menjadi ‘gila’. Nikmati sajalah kedaan terjepit itu, tarik nafas yang dalam…. lalu ambil lagi ‘kewarasan’ kita. Lalu sebaiknya kita bisa membedakan, apa yang sebenarnya menjadi masalah. Tahu mana yang harus di-SOP-kan, mana yang sebaiknya diatasi dengan kebijaksanaan. Kalau tidak ada masalah ya jangan diada-adakan!! SOP ada agar kita bisa melayani customer dengan lebih baik, bukan untuk membatas-batasi apalagi memusuhi customer.

Bagaimana dengan SOP di tempat usaha anda? Muncul karena emosi atau karena sungguh-sungguh ingin melayani dengan baik? Pertanyaan yang sering muncul, “Boleh ga sih memecat customer yang memang terang-terangan meng-abuse karyawan kita dan merugikan kita?” Jawabannya: Silahkan..!!

Source:
http://www.hendrikronald.com

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...