Halaman Muka

Sabtu, 04 Agustus 2012

Mengenal Neuro Linguistic Programming (NLP)


Neuro Linguistic Programming awal mulanya digagas oleh seorang anak muda bernama Richard Bandler pada tahun 1970-an karena sifat ingin tahunya. Sifat ingin tahu yang besar yang membawanya ke arah penemuan yang sangat fenomenal pada masa itu. Meskipun terdaftar sebagai mahasiswa jurusan komputer dan matematika, tetapi Ricarhd Bandler sangat tertarik pada hal-hal yang berhubungan dengan “terapi & psikologi.” Ada sebuah pertanyaan besar yang belum terjawab pada saat itu : “Apa sesungguhnya yang paling dicari orang di muka bumi ini?” Melalui pengamatan yang intensif dan komprehensif ditemukanlah jawabannya : “C H A N G E”. 

Semua orang di dunia ini ingin berubah menjadi lebih sehat, menjadi lebih baik, menjadi lebih sukses, menjadi lebih kaya, menjadi lebih bahagia secara universal semua orang ingin berubah sekecil apapun dan dalam bidang apapun.

Pertanyaan kedua muncul, jika semua orang ingin berubah lalu : “Siapakah orang yang mampu mengubah orang dalam waktu singkat?”. Pertanyaan ini menggiringnya untuk bertemu dengan Frits Peris, M.D, Phd seorang ahli Gestalt Therapy yang sangat kondang saat itu. Kemampuan dan kecepatan Peris sebagai terapis dalam menangani kliennya sangat menakjubkan Bandler.

Pertanyaan ketiga muncul, “Apa sebernanya perbedaan yang membuat berbeda antara orang yang luar biasa sukses dan orang yang biasa-biasa saja?” Dalam kasus ini dia mempertanyakan tentang “perbedaan yang membedakan” antara Peris dan para terapis lainnya. Melalui diskusi panjang dengan Peris dan pengamatannya yang sangat tajam, akhirnya Bandler menemukan jawabannya : “ada pola-pola (patterns) tertentu yang secara konsisten selalu dilakukan oleh orang-orang sukses”.

Bandler kemudian bertanya pada dirinya sendiri : “Apakah dengan memakai pola-pola yang sama, saya bisa menangani klien dengan hasil dan kecepatan yang sama pula?”. Setelah mempelajari berkali-kali dan melakukannya pada orang yang berbeda-beda, ternyata jawabannya adalah : “YA”

Begitu gembira dengan penemuannya ini–Bandler kemudian berpikir : “Apakah kalau saya mengajarkan pola ini kepada orang lain, kemudian orang itu menerapkannya pada orang lain lagi, hasilnya akan tetap sama?”. Kendala lain muncul–Bandler tidak mampu membuat kodifikasi dan sistematika dari temuannya ini agar mudah disampaikan kepada orang lain.

Bandler kemudian berjumpa dengan John Grinder, seorang doktor linguistik yang saat itu sedang mempersiapkan diri menjadi profesor di University of California Santa Cruz. Dengan pengalamannya di dunia militer dan petualangannya dengan suku pedalaman Afrika, mempelajari kebiasaan, bahasa serta interaksinya, Grinder memiliki keahlian istimewa dalam menjabarkan perilaku manusia.

Bandler & Grinder kemudian memodel Virginia Satir seorang legenda dalam family therapy. Sebagai modeler, hal yang terpenting buat mereka adalah menanyakan pertanyaan yang relevan dan mendeskripsikan dengan baik. Meskipun tehnik yang dilakukan Satir dalam menangani kliennya berbeda dengan Peris, ternyata mereka tetap memiliki pola yang sama, dan hasil serta kecepatannya sama-sama menakjubkan.

Secara garis besar keduanya kini berkesimpulan bahwa “apapun yang bisa dilakukan oleh orang lain dapat kita lakukan pula. Dan apapun yang bisa kita lakukan bisa juga kita ajarkan kepada orang lain”.

Dari sikap keingintahuannya (curiousity) kini bertambah dengan sikap apa saja mungkin (anything is possible). Kemudian dikembangkan “model” dengan cara sebagai berikut ini. Bandler melihat, mendengarkan dan mencatat sesi terapis yang dilakukan Satir. Dengan me-model Satir–Bandler melakukannya dengan klien lain dan hasilnya sama baiknya dengan apa yang dilakukan oleh Satir.

Pada hari berikutnya Grinder, tanpa melihat sesi Satir menerima “uraian” model dari Bandler, kemudian Grinder mencobanya dengan klien lain dan hasilnya sama baiknya dengan apa yang dilakukan oleh Satir dan Bandler. Mereka berdua melakukan validasi dengan klien-klien yang berbeda dan mengajarkan model ini kepada orang-orang yang berbeda, dan hasilnya tetap sama baiknya.

Orang ketiga yang dilakukan modelnya adalah Milton H. Erickson M.D, Phd. Keterbatasannya sebagai pengidap polio yang lumpuh, memiliki buta warna parsial dan berbicara secara datar, tidak mengurangi kehebatannya dalam melakukan intervensi. Setiap pasien yang datang, mulai dari yang bermasalah dengan perceraian hingga kanker dapat disembuhkan tanpa menyentuhnya. Erikson hanya memakai satu alat : “berbicara”.

Saking kagumnya orang, Erikson dianggap memiliki kekuatan “magic” dan menggunakan hipnotis sebagai cara untuk menyembuhkan pasien-pasiennya. Bandler & Grinder tetap melihat pola yang sama dalam apa yang dilakukan oleh Erickson, meskipun tampaknya berbeda dengan Peris & Satir.

Setelah melakukan deskripsi yang intens dari ketiga model ini, mereka berdua mencoba untuk menguji model pada bidang-bidang lain di luar terapi seperti : bisnis, manajemen, penjualan, olahraga, pendidikan, pengajaran, rumah tangga, kedokteran, dan lain sebagainya. Dan ternyata hasil model ini tetap sama baiknya untuk diterapkan pada bidang-bidang ini sehingga menjadi sangat luas.

Sekitar tahun 1976, Bandler & Grinder berdiskusi secara maraton selama hampir 36 jam untuk memberi nama pada temuan mereka ini. Akhirnya mereka sepakat untuk menamakannya Neuro Linguistic Programming (NLP). Jadi apa itu NLP? Majalah Time memberi pengertian sebagai berikut : “..NLP adalah tentang menggali potensi manusia untuk menangani berbagai masalah kehidupan berupa program dan teknologi pengembangan pribadi yang bisa diterapkan dalam bidang apapun”.

Terlalu panjang untuk mendefinisikan apa itu NLP, mengingat aplikasinya yang sangat luas. Karena NLP bukan hanya berbicara tentang psikologi, tetapi juga tentang komunikasi, neurologi, linguistik, terapi, manajemen, medis dan cabang ilmu-ilmu lainnya.

Ada begitu banyak definisi tentang NLP, ada yang menyebutnya “Modeling of Human Excellence”, “The Study of Structure of Subjective Experience”, “Accelerated Learning”, “People Who Reads People”, dan lain sebagainya.

Satu hal yang pasti bahwa saat ini, NLP telah dipraktekkan oleh orang-orang sukses seperti …Barrack Obama, Bill Clinton, Nelson Mandela, Andre Aggasi, Adam Khoo, Anthony Robbins, Margaret Thatcher, Putri Diana, Serena Williams, dan orang-orang sukses lainnya. Jika anda bertanya kepada saya apa itu NLP, maka jawabannya sederhana saja : “..Change for Success...!”. Hingga hari ini NLP terus berkembang karena keefektifannya dan diprediksi tetap akan berlanjut di masa yang akan datang sebagai salah satu ilmu tentang pemberdayaan diri dalam bidang “human transformation”.

Sebagai penutup dan untuk memperkaya wawasan tentang NLP, mari Kita simak bersama beberapa clip tentang NLP :

Inspiring Motivation for NLP by Y. D Justin
Choaching with NLP by Erni Julia
Profile salah satu dari NLP Master


Source :

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...