Neuro
Linguistic Programming awal mulanya digagas oleh seorang anak muda
bernama Richard Bandler pada tahun 1970-an karena sifat ingin
tahunya. Sifat
ingin tahu yang besar yang membawanya ke arah penemuan yang sangat
fenomenal pada masa itu. Meskipun
terdaftar sebagai mahasiswa jurusan komputer dan matematika, tetapi
Ricarhd Bandler sangat tertarik pada hal-hal yang berhubungan dengan
“terapi & psikologi.” Ada
sebuah pertanyaan besar yang belum terjawab pada saat itu : “Apa
sesungguhnya yang paling dicari orang di muka bumi ini?” Melalui
pengamatan yang intensif dan komprehensif ditemukanlah jawabannya :
“C H A N G E”.
Semua
orang di dunia ini ingin berubah menjadi lebih sehat, menjadi lebih
baik, menjadi lebih sukses, menjadi lebih kaya, menjadi lebih
bahagia secara universal semua orang ingin berubah sekecil apapun
dan dalam bidang apapun.
Pertanyaan
kedua muncul, jika semua orang ingin berubah lalu : “Siapakah
orang yang mampu mengubah orang dalam waktu singkat?”. Pertanyaan
ini menggiringnya untuk bertemu dengan Frits Peris, M.D, Phd seorang
ahli Gestalt Therapy yang sangat kondang saat itu. Kemampuan dan
kecepatan Peris sebagai terapis dalam menangani kliennya sangat
menakjubkan Bandler.
Pertanyaan
ketiga muncul, “Apa sebernanya perbedaan yang membuat berbeda
antara orang yang luar biasa sukses dan orang yang biasa-biasa saja?” Dalam
kasus ini dia mempertanyakan tentang “perbedaan yang membedakan”
antara Peris dan para terapis lainnya. Melalui diskusi panjang dengan
Peris dan pengamatannya yang sangat tajam, akhirnya Bandler menemukan
jawabannya : “ada pola-pola (patterns) tertentu yang secara
konsisten selalu dilakukan oleh orang-orang sukses”.
Bandler
kemudian bertanya pada dirinya sendiri : “Apakah dengan memakai
pola-pola yang sama, saya bisa menangani klien dengan hasil dan
kecepatan yang sama pula?”. Setelah mempelajari berkali-kali dan
melakukannya pada orang yang berbeda-beda, ternyata jawabannya adalah
: “YA”
Begitu
gembira dengan penemuannya ini–Bandler kemudian berpikir : “Apakah
kalau saya mengajarkan pola ini kepada orang lain, kemudian orang itu
menerapkannya pada orang lain lagi, hasilnya akan tetap sama?”. Kendala
lain muncul–Bandler tidak mampu membuat kodifikasi dan sistematika
dari temuannya ini agar mudah disampaikan kepada orang lain.
Bandler
kemudian berjumpa dengan John Grinder, seorang doktor linguistik yang
saat itu sedang mempersiapkan diri menjadi profesor di University of
California Santa Cruz. Dengan
pengalamannya di dunia militer dan petualangannya dengan suku
pedalaman Afrika, mempelajari kebiasaan, bahasa serta
interaksinya, Grinder memiliki keahlian istimewa dalam menjabarkan
perilaku manusia.
Bandler
& Grinder kemudian memodel Virginia Satir seorang legenda dalam
family therapy. Sebagai modeler, hal yang terpenting buat mereka
adalah menanyakan pertanyaan yang relevan dan mendeskripsikan dengan
baik. Meskipun
tehnik yang dilakukan Satir dalam menangani kliennya berbeda dengan
Peris, ternyata mereka tetap memiliki pola yang sama, dan hasil serta
kecepatannya sama-sama menakjubkan.
Secara
garis besar keduanya kini berkesimpulan bahwa “apapun yang bisa
dilakukan oleh orang lain dapat kita lakukan pula. Dan apapun yang
bisa kita lakukan bisa juga kita ajarkan kepada orang lain”.
Dari
sikap keingintahuannya (curiousity) kini bertambah dengan sikap apa saja
mungkin (anything is possible). Kemudian
dikembangkan “model” dengan cara sebagai berikut ini. Bandler
melihat, mendengarkan dan mencatat sesi terapis yang dilakukan Satir. Dengan
me-model Satir–Bandler melakukannya dengan klien lain dan hasilnya
sama baiknya dengan apa yang dilakukan oleh Satir.
Pada
hari berikutnya Grinder, tanpa melihat sesi Satir menerima
“uraian” model dari Bandler, kemudian Grinder mencobanya dengan
klien lain dan hasilnya sama baiknya dengan apa yang dilakukan oleh
Satir dan Bandler. Mereka
berdua melakukan validasi dengan klien-klien yang berbeda dan
mengajarkan model ini kepada orang-orang yang berbeda, dan hasilnya
tetap sama baiknya.
Orang
ketiga yang dilakukan modelnya adalah Milton H. Erickson M.D,
Phd. Keterbatasannya sebagai pengidap
polio yang lumpuh, memiliki buta warna parsial dan berbicara secara
datar, tidak mengurangi kehebatannya dalam melakukan intervensi.
Setiap pasien yang datang, mulai dari yang bermasalah dengan
perceraian hingga kanker dapat disembuhkan tanpa menyentuhnya.
Erikson hanya memakai satu alat : “berbicara”.
Saking
kagumnya orang, Erikson dianggap memiliki kekuatan “magic” dan
menggunakan hipnotis sebagai cara untuk menyembuhkan
pasien-pasiennya. Bandler
& Grinder tetap melihat pola yang sama dalam apa yang dilakukan
oleh Erickson, meskipun tampaknya berbeda dengan Peris & Satir.
Setelah
melakukan deskripsi yang intens dari ketiga model ini, mereka berdua
mencoba untuk menguji model pada bidang-bidang lain di luar terapi
seperti : bisnis, manajemen, penjualan, olahraga, pendidikan,
pengajaran, rumah tangga, kedokteran, dan lain sebagainya. Dan ternyata hasil model
ini tetap sama baiknya untuk diterapkan pada bidang-bidang ini
sehingga menjadi sangat luas.
Sekitar
tahun 1976, Bandler & Grinder berdiskusi secara maraton selama
hampir 36 jam untuk memberi nama pada temuan mereka ini. Akhirnya
mereka sepakat untuk menamakannya Neuro Linguistic Programming (NLP). Jadi
apa itu NLP? Majalah Time memberi pengertian sebagai berikut : “..NLP
adalah tentang menggali potensi manusia untuk menangani berbagai
masalah kehidupan berupa program dan teknologi pengembangan pribadi
yang bisa diterapkan dalam bidang apapun”.
Terlalu
panjang untuk mendefinisikan apa itu NLP, mengingat aplikasinya yang
sangat luas. Karena NLP bukan hanya berbicara tentang psikologi,
tetapi juga tentang komunikasi, neurologi, linguistik, terapi,
manajemen, medis dan cabang ilmu-ilmu lainnya.
Ada
begitu banyak definisi tentang NLP, ada yang menyebutnya “Modeling
of Human Excellence”, “The Study of Structure of Subjective
Experience”, “Accelerated Learning”, “People Who Reads
People”, dan lain sebagainya.
Satu
hal yang pasti bahwa saat ini, NLP telah dipraktekkan oleh
orang-orang sukses seperti …Barrack Obama, Bill Clinton, Nelson
Mandela, Andre Aggasi, Adam Khoo, Anthony Robbins, Margaret Thatcher,
Putri Diana, Serena Williams, dan orang-orang sukses lainnya. Jika
anda bertanya kepada saya apa itu NLP, maka jawabannya sederhana saja
: “..Change for Success...!”. Hingga
hari ini NLP terus berkembang karena keefektifannya dan diprediksi
tetap akan berlanjut di masa yang akan datang sebagai salah satu ilmu
tentang pemberdayaan diri dalam bidang “human transformation”.
Sebagai penutup dan untuk memperkaya wawasan tentang NLP, mari Kita simak bersama beberapa clip tentang NLP :
Inspiring Motivation for NLP by Y. D Justin
Choaching with NLP by Erni Julia
Profile salah satu dari NLP Master
Source :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar