Halaman Muka

Rabu, 12 September 2012

Tips Mengontrol Amarah


Kemarahan adalah emosi umum saat seseorang mengalami, melihat, mendengar, dan merasakan seseorang atau sesuatu tidak benar atau berlawanan dengan pandangan dianut seseorang. Namun dalam kasus tertentu, marah itu penting untuk menunjukkan ketegasan, integritas, dan nilai yang dianut. Dan amarah tersebut bukan kepada subyek individunya namun pada perbuatan individu. Setiap orang memiliki skala kemarahan sendiri. 

Menurut istilah, marah berarti perubahan internal atau emosional yang menimbulkan penyerangan dan penyiksaan guna mengobati apa yang ada di dalam hati. Pengertian marah dirumuskan secara singkat dalam A Critical Dictionary of Psychoanalysis yang disusun oleh Charles Rycroft sebagai emosi dasar yang dibangkitkan secara khusus oleh frustasi. Maxwell Maltz  menyatakan bahwa amarah adalah frustasi, suatu jenis frustasi yang meledak dimana seseorang mengubah suatu perasaan terluka yang pasif menjadi suatu tindakan penghancuran disengaja yang aktif. 

Arif Budiman dan Abu Bakar Baraja (dalam Wetrimudrison: 2005) menyebutkan bahwa marah sebagai suatu emosi yang disebabkan karena seseorang menghadapi suatu keadaan yang tidak disukainya, atau bertentangan dengan kemauannya. 
Photo by yahoo.com

Imam Al-Gazali (dalam Wetrimudrison) menerangkan bahwa marah bagaikan nyala api yang menyala berkobar-berkobar, menyerang bergerak dan bergejolak dalam hati manusia. Secara psikologis marah adalah fenomena emosional. Tice (dalam Goleman) menemukan bahwa amarah merupakan suasana hati yang paling sulit dikendalikan. 

Marah merupakan suatu emosi penting yang mempunyai fungsi esensial bagi kehidupan manusia, yakni membantunya dalam menjaga dirinya. Pada waktu seseorang sedang marah, energinya guna melakukan upaya fisik yang keras semakin meningkat. Ini memungkinkannya untuk mempertahankan diri atau menaklukkan segala hambatan yang menghadang di jalan dalam upayanya untuk merealisasikan tujuan-tujuannya. 

Manusia cenderung memberi respon terhadap emosi (marah), dengan mengarahkan permusuhan pada hambatan-hambatan yang menghalangi permusuhan dorongan-dorongannya atau merealisasian tujuan-tujuannya, bukan pula penyebab sebenarnya yang membuat timbulnya kemarahan itu. Emosi marah yang menguasai diri seseorang bisa membuat macetnya kemampuan berpikirnya yang sehat. Kadang-kadang ia melakukan tindakan atau mengucapkan perkataan yang memusuhi, yang disesalinya setelah kemarahannya reda. 

Dari beberapa pengertian marah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa marah adalah bentuk ekspresi manusia untuk melampiaskan ketidakpuasan, kekecewaan atau kesalahannya ketika terjadi gejolak emosional yang tidak terkendalikan. 

Seberapa sering seorang individu marah, seberapa hebat, seberapa lama, tingkat masalah yang membuat marah, berbeda-beda pada setiap orang. Seseorang yang sering dan mudah marah, terlalu lama dan terlalu hebat saat marah perlu belajar manajemen emosi untuk mengontrol amarahnya. Terkait dengan pembahasan kali ini, berikut ini ada beberapa tips sederhana untuk mengontrol amarah. 

Pertama, menjauhlah beberapa saat dan berikan waktu pada untuk berpikir. Saat diri ini merasa seseorang melakukan kesalahan, jangan langsung merespon situasi tersebut. Lebih baik, ambil waktu beberapa saat untuk berpikir, tenangkan, dan ambil napas yang dalam. Jika perlu, menjauhlah dari sumber masalah. Setelah terasa rileks, hadapilah untuk mencari solusi terbaik dalam pemecahan masalah yang terjadi. 

Kedua, cari akar permasalahannyaSeringkali orang menjadi marah karena mereka tidak menilai masalah lebih dalam. Bisa saja itu hanyalah efek samping dari rasa iri hati, hormon yang tidak stabil (misal : saat menstruasi), atau mungkin mereka belum menyadari penyebab sebenarnya dari masalah. Jika dapat menemukan akar permasalahan dari masalah dan mengatasinya, maka Kita tidak akan menjadi orang yang mudah marah. 

Ketiga, berpikirlah mengenai respon dan konsekuensinya. Tak terhitung lagi orang yang merasa menyesal karena mereka tidak bisa mengendalikan amarahnya. Biasanya, orang yang tidak dapat mengendalikan amarah, cenderung melukai perasaan orang lain, dan bahkan melukai secara fisik. Pikirkan kembali konsekuensi dari amarah yang timbul. Bereaksilah terhadap masalah dengan tegas tanpa mengurangi arti sebenarnya dari kata-kata yang diucapkan. Jika Kita telah terlanjur mengeluarkan amarah secara berlebihan, minta maaflah dengan tulus, dan katakan tujuan yang sebenarnya. 

Keempat, dewasalah dalam berpikir dan bertindak. Orang yang akrab dengan amarah, biasanya memiliki masalah serius dengan kedewasaannya. Remaja cenderung lebih meledak-ledak dalam emosi karena mereka belum dewasa dalam berpikir dan belum memiliki emosi yang stabil. Namun tidak berarti setiap orang yang sudah tua adalah orang yang dewasa. Tingkatan umur tidak selalu sebanding dengan tingkat kedewasaan. Ada benarnya dari tags sebuah iklan di media massa yang berbunyi : "... Tua itu Pasti, Dewasa itu Piihan.."  

Mudah - mudahan, beberapa tips di atas dapat bermanfaat agar amarah yang Kita alami menjadi energi yang positif dan membangun serta bermanfaat bagi hidup dan kehidupan. 

Source : 
http://psiko-for-us.web.id 
http://yottabaca.blogspot.com 
http://www.kaskus.us 


Artikel Lain Terkait :



Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...