Kemarahan
adalah emosi umum saat seseorang mengalami, melihat, mendengar, dan
merasakan seseorang atau sesuatu tidak benar atau berlawanan dengan
pandangan dianut seseorang. Namun dalam kasus tertentu, marah itu
penting untuk menunjukkan ketegasan, integritas, dan nilai yang
dianut. Dan amarah tersebut bukan kepada subyek individunya namun
pada perbuatan individu. Setiap orang memiliki skala kemarahan
sendiri.
Menurut
istilah, marah berarti perubahan internal atau emosional yang
menimbulkan penyerangan dan penyiksaan guna mengobati apa yang ada di
dalam hati. Pengertian marah dirumuskan secara singkat dalam A
Critical Dictionary of Psychoanalysis yang
disusun oleh Charles Rycroft sebagai
emosi dasar yang dibangkitkan secara khusus oleh frustasi. Maxwell
Maltz menyatakan bahwa amarah adalah frustasi, suatu jenis
frustasi yang meledak dimana seseorang mengubah suatu perasaan
terluka yang pasif menjadi suatu tindakan penghancuran disengaja yang
aktif.
Photo by yahoo.com |
Imam Al-Gazali (dalam Wetrimudrison) menerangkan bahwa marah bagaikan nyala api yang menyala berkobar-berkobar, menyerang bergerak dan bergejolak dalam hati manusia. Secara psikologis marah adalah fenomena emosional. Tice (dalam Goleman) menemukan bahwa amarah merupakan suasana hati yang paling sulit dikendalikan.
Marah
merupakan suatu emosi penting yang mempunyai fungsi esensial bagi
kehidupan manusia, yakni membantunya dalam menjaga dirinya. Pada
waktu seseorang sedang marah, energinya guna melakukan upaya fisik
yang keras semakin meningkat. Ini memungkinkannya untuk
mempertahankan diri atau menaklukkan segala hambatan yang
menghadang di jalan dalam upayanya untuk merealisasikan
tujuan-tujuannya.
Manusia
cenderung memberi respon terhadap emosi (marah), dengan mengarahkan
permusuhan pada hambatan-hambatan yang menghalangi permusuhan
dorongan-dorongannya atau merealisasian tujuan-tujuannya, bukan pula
penyebab sebenarnya yang membuat timbulnya kemarahan itu. Emosi marah
yang menguasai diri seseorang bisa membuat macetnya kemampuan
berpikirnya yang sehat. Kadang-kadang ia melakukan tindakan atau
mengucapkan perkataan yang memusuhi, yang disesalinya setelah
kemarahannya reda.
Dari
beberapa pengertian marah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa marah
adalah bentuk ekspresi manusia untuk melampiaskan ketidakpuasan,
kekecewaan atau kesalahannya ketika terjadi gejolak emosional yang
tidak terkendalikan.
Seberapa
sering seorang individu marah, seberapa hebat, seberapa lama, tingkat
masalah yang membuat marah, berbeda-beda pada setiap orang. Seseorang
yang sering dan mudah marah, terlalu lama dan terlalu hebat saat
marah perlu belajar manajemen emosi untuk mengontrol amarahnya.
Terkait dengan pembahasan kali ini, berikut ini ada beberapa tips
sederhana untuk mengontrol amarah.
Pertama, menjauhlah
beberapa saat dan berikan waktu pada untuk berpikir. Saat
diri ini merasa seseorang melakukan kesalahan, jangan langsung
merespon situasi tersebut. Lebih baik, ambil waktu beberapa saat
untuk berpikir, tenangkan, dan ambil napas yang dalam. Jika perlu,
menjauhlah dari sumber masalah. Setelah terasa rileks, hadapilah
untuk mencari solusi terbaik dalam pemecahan masalah yang terjadi.
Kedua, cari
akar permasalahannya. Seringkali orang menjadi marah
karena mereka tidak menilai masalah lebih dalam. Bisa saja itu
hanyalah efek samping dari rasa iri hati, hormon yang tidak stabil
(misal : saat menstruasi), atau mungkin mereka belum menyadari
penyebab sebenarnya dari masalah. Jika dapat menemukan akar
permasalahan dari masalah dan mengatasinya, maka Kita tidak akan
menjadi orang yang mudah marah.
Ketiga, berpikirlah
mengenai respon dan konsekuensinya. Tak terhitung lagi orang
yang merasa menyesal karena mereka tidak bisa mengendalikan
amarahnya. Biasanya, orang yang tidak dapat mengendalikan amarah,
cenderung melukai perasaan orang lain, dan bahkan melukai secara
fisik. Pikirkan kembali konsekuensi dari amarah yang timbul.
Bereaksilah terhadap masalah dengan tegas tanpa mengurangi arti
sebenarnya dari kata-kata yang diucapkan. Jika Kita telah terlanjur
mengeluarkan amarah secara berlebihan, minta maaflah dengan tulus,
dan katakan tujuan yang sebenarnya.
Keempat, dewasalah
dalam berpikir dan bertindak. Orang yang akrab dengan
amarah, biasanya memiliki masalah serius dengan kedewasaannya. Remaja
cenderung lebih meledak-ledak dalam emosi karena mereka belum dewasa
dalam berpikir dan belum memiliki emosi yang stabil. Namun tidak
berarti setiap orang yang sudah tua adalah orang yang dewasa.
Tingkatan umur tidak selalu sebanding dengan tingkat kedewasaan. Ada
benarnya dari tags sebuah iklan di media massa yang berbunyi : "...
Tua itu Pasti, Dewasa itu Piihan.."
Mudah
- mudahan, beberapa tips di atas dapat bermanfaat agar amarah yang
Kita alami menjadi energi yang positif dan membangun serta bermanfaat
bagi hidup dan kehidupan.
http://psiko-for-us.web.id
http://yottabaca.blogspot.com
http://www.kaskus.us
Artikel Lain Terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar