Beberapa waktu lalu, untuk mengembalikan semangat setelah letih bekerja---lebay.com, penulis menyempatkan diri untuk menonton film dengan judul 47 Ronin. Apa mau dikata, ternyata film tersebut kurang memuaskan bila dibandingkan dengan beberapa novel dengan judul yang sama. Memang, tidak banyak film dilayar lebar yang sama bagusnya dengan cerita di dalam novel.
Terlepas dari hal tersebut di atas, ada nilai-nilai yang dapat Kita ambil dari para Samurai. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Gi
(義
– Integritas)
/ Menjaga Kejujuran.
"Seorang
ksatria harus paham betul tentang yang benar dan yang salah, dan
berusaha keras melakukan yang benar dan menghindari yang salah.
Dengan cara itulah bushido biasa hidup."
Seorang
Samurai senantiasa mempertahankan etika, moralitas, dan kebenaran.
Integritas merupakan nilai Bushido yang paling utama. Kata integritas
mengandung arti jujur dan utuh. Keutuhan yang dimaksud adalah
keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara pikiran,
perkataan, dan perbuatan. Nilai ini sangat dijunjung tinggi dalam
falsafah bushido, dan merupakan dasar bagi insan manusia untuk lebih
mengerti tentang moral dan etika.
Yū
(勇
– Keberanian)
/ Berani dalam menghadapi kesulitan.
"Pastikan
kau menempa diri dengan latihan seribu hari, dan mengasah diri dengan
latihan selama ribuan hari". (Miyamoto Musashi).
Keberanian
merupakan sebuah karakter dan sikap untuk bertahan demi prinsip
kebenaran yang dipercayai meski mendapat berbagai tekanan dan
kesulitan.
Keberanian
juga merupakan ciri para samurai, mereka siap dengan risiko apapun
termasuk mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan keyakinan.
Keberanian
mereka tercermin dalam prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak
lebih berharga dari sebuah bulu. Namun demikian, keberanian samurai
tidak membabibuta, melainkan dilandasi latihan yang keras dan penuh
disiplin.
Jin
(仁
– Kemurahan
hati) / Memiliki sifat kasih sayang.
"Jadilah
yang pertama dalam memaafkan."(Toyotomi Hideyoshi)
Bushido
memiliki aspek keseimbangan antara maskulin (yin) dan feminin (yang).
Jin mewakili sifat feminin yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu
pedang dan strategi berperang, para samurai harus memiliki sifat
mencintai sesama, kasih sayang, dan peduli. Kasih sayang dan
kepedulian tidak hanya ditujukan pada atasan dan pimpinan namun pada
kemanusiaan. Sikap ini harus tetap ditunjukan baik di siang hari yang
terang benderang, maupun di kegelapan malam. Kemurahan hati juga
ditunjukkan dalam hal memaafkan.
Rei
(礼
– Menghormati)
/ Hormat kepada orang lain.
"Apakah
kau sedang berjalan, berdiri diam, sedang duduk, atau sedang
bersandar, di dalam perilaku dan sikapmu lah kau membawa diri dengan
cara yang benar-benar mencerminkan prajurit sejati. (Kode Etik
Samurai)
Seorang
Samurai tidak pernah bersikap kasar dan ceroboh, namun senantiasa
menggunakan kode etiknya secara sempurna sepanjang waktu. Sikap
santun dan hormat tidak saja ditujukan pada pimpinan dan orang tua,
namun kepada tamu atau siap pun yang ditemui. Sikap santun meliputi
cara duduk, berbicara, bahkan dalam memperlakukan benda ataupun
senjata.
"Samurai
mengatakan apa yang mereka maksudkan, dan melakukan apa yang mereka
katakan. Mereka membuat janji dan berani menepatinya." (Toyotomi
Hideyoshi)
"Perkataan
seorang samurai lebih kuat daripada besi." (Kode Etik Samurai)
Seorang
Samurai senantiasa bersikap Jujur dan Tulus mengakui, berkata atau
memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran. Para
ksatria harus menjaga ucapannya dan selalu waspada tidak menggunjing,
bahkan saat melihat atau mendengar hal-hal buruk tentang kolega.
Meiyo
(名誉
– Kehormatan)
/ Menjaga kehormatan diri.
"Jika
kau di depan publik, meski tidak bertugas, kau tidak boleh
sembarangan bersantai. Lebih baik kau membaca, berlatih kaligrafi,
mengkaji sejarah, atau tatakrama keprajuritan." (Kode Etik
Samurai)
Bagi
samurai cara menjaga kehormatan adalah dengan menjalankan kode
bushido secara konsisten sepanjang waktu dan tidak menggunakan jalan
pintas yang melanggar moralitas.
Seorang
samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara
perilaku terhormat. Salah satu cara mereka menjaga kehormatan adalah
tidak menyia-nyiakan waktu dan menghindari perilaku yang tidak
berguna.
Chūgo
(忠義
– Loyal)
/ Menjaga Kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru.
"Seorang
ksatria mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melakukan pelayanan
tugas." (Kode Etik Samurai)
Kesetiaan
ditunjukkan dengan dedikasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas.
Kesetiaan seorang ksatria tidak saja saat pimpinannya dalam keadaan
sukses dan berkembang.
Bahkan
dalam keadaaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, pimpinan
mengalami banyak beban permasalahan, seorang ksatria tetap setia pada
pimpinannya dan tidak meninggalkannya. Puncak kehormatan seorang
samurai adalah mati dalam menjalankan tugas dan perjuangan.
Tei
(悌
– Menghormati
Orang Tua) / Menghormati orang tua dan rendah hati.
"Tak
peduli seberapa banyak kau menanamkan loyalitas dan kewajiban
keluarga di dalam hati, tanpa prilaku baik untuk mengekspresikan rasa
hormat dan peduli pada pimpinan dan orang tua, maka kau tak bisa
dikatakan sudah menghargai cara hidup samurai” (Kode Samurai)
Samurai
sangat menghormati dan peduli pada orang yang lebih tua baik orang
tua sendiri, pimpinan, maupun para leluhurnya. Mereka harus memahami
silsilah keluarga juga asal-usulnya. Mereka fokus melayani dan tidak
memikirkan jiwa dan raganya pribadi.
Sumber: hajingfai.blogspot.com
Beberapa clip terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar