By
Mukti Wibawa
lookupatthesky.wordpress.com |
Pertama, love what you do, cintailah pekerjaanmu.
Setiap
kali Anda berangkat bekerja bayangkanlah tujuan akhir-nya adalah sukses. Sukses di pekerjaan anda
juga berarti sukses untuk keluarga Anda. Sukses itu untuk keluarga yang Anda
cintai, istri/ suami tercinta, anak-anak, dan mungkin orangtua anda.
Bayangkanlah keluarga yang sukses berkat usaha anda. Mental image ini akan
memotivasi alam bawah sadar anda dan menggerakkan pikiran anda untuk do
your best to success.
Sukses
ini bisa dirasakan pada saat proses melakukan pekerjaan itu. Anda akan merasa
senang, bahagia, dan puas saat bekerja. Itulah tanda awal bahwa Anda sudah
berada pada lajur yang benar menuju sukses. Dengan berjalannya waktu perasaan
bahagia ini akan meluap keluar dari dalam diri Anda menjadi antusiasme.
Teman-teman di sekitar Anda, termasuk atasan, akan bisa merasakan dan melihat
antusiasme kerja dari dalam diri Anda ini.
Kedua, do tomorrow's job, hari ini lakukanlah pekerjaan untuk esok hari.
Bila
Anda bekerja dan melakukan pekerjaan pending
(pekerjaan kemarin), anda bersifat reaktif. Anda akan menjadi terlalu sibuk
bereaksi pada masalah-masalah mendesak (urgent)
yang datang pada Anda sehingga Anda akan kekurangan waktu untuk memikirkan hal
penting apa yang perlu Anda lakukan. Rencana Anda sendiri! Itulah yang utama
dan yang terpenting.
Prinsip
"do tomorrow's job" ini pernah dua kali saya dengar langsung dari CEO
yang berhasil mempraktikkan-nya. Pertama, CEO sebuah bank swasta tempat saya
bekerja dulu. Kedua, CEO Action & Wisdom Motivation Training, Andrie Wongso. Andrie
menjelaskan, malam hari sebelum memejamkan mata, kita perlu berpkir sejenak
rencana kita esok hari, sehingga esok hari saat bangun sudah nyambung harus melakukan
apa. Bukan, bangun pagi baru kita mikir mau melakukan apa. Jadi, motivasi
itu datangnya dari malam hari, bukan di pagi hari.
Ini prinsip sangat
sederhana, motivasi itu datangnya malam hari. Jadi malam hari sebaiknya tidak
diisi dengan memikirkan yang serem
(yang melayang-layang) atau yang dugem (yang membuat terbang), tapi pikirkanlah
yang dalem (yang
down-to-earth)
alias yang realistis bisa dilakukan besok pagi. Malam hari tidak ada gunanya
menyesali yang telah terjadi hari ini, karena Anda sudah tidak bisa merubahnya.
Malam hari pikirkanlah bagaimana cara Anda bisa bekerja lebih baik, lebih
cepat, lebih banyak dari hari ini dan kemarin. Dengan demikian, Anda sudah merencanakan hari esok
yang lebih baik !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar