Halaman Muka

Minggu, 21 April 2013

Mau Berhasil... Harus berubah

Untuk menjadi lebih baik selalu dimulai dengan proses perubahan, dan terkadang perubahan itu tidak mengenakkan bahkan menyakitkan. Apapun yang ada didunia ini pasti mengalami perubahan, era atau jaman pun juga terus berubah. Kita bisa menyimak (karena mungkin kita tidak hidup pada era tersebut) perubahan dari era agraris ke era industri. Berapa banyak area pertanian dan peternakan yang diubah menjadi lahan industri? Munculnya pabrik-pabrik serta perumahan untuk hunian para pekerja, tentu akan menggeser mereka yang masih menggunakan teknologi manual pada era agraris.

Juga kita bisa menyimak ketika era informasi muncul. Industri, instansi dan individu yang tidak memanfaatkan teknologi informasi akan tereliminasi di papan bawah bahkan menghilang dari peredaran. Informasi dengan fasilitas internet, menjadi raja pada era ini. Kita bisa melihat begitu banyak sosial media bermunculan, teknologi berbasis internet juga terus melakukan inovasi untuk bisa bersaing. Semua itu ada dan dilakukan, adalah agar bisa terus beradaptasi dengan perubahan yang ada.

Tidak terkecuali diri kita. Untuk bisa eksis dan beradaptasi dengan perubahan yang ada, maka kitapun dituntut untuk terus Berubah. Dimana perubahan itu sudah kita alami semenjak masih bayi, yang pada saat itu kita hanya mampu menangis bila menginginkan sesuatu. Tapi seiring berjalannya waktu, kita akhirnya bisa merangkak lalu berjalan. Masih ingatkah pada saat kita belajar berjalan? Berapa kali kita terjatuh dan terbentur? Tentu sakit sekali rasanya. Tapi karena kita tidak pernah berhenti belajar, kitapun pada akhirnya mampu untuk berjalan, berlari, bersepada, naik motor bahkan mengemudikan mobil.

Untuk itu jika ingin beradaptasi bahkan bisa berhasil dalam hal apapun, mau tidak mau kita harus mau berubah. Dan perubahan awal yang harus dilakukan, adalah merubah Diri Sendiri dulu. Ada 3 hal yang perlu dilakukan dalam beradaptasi dan bisa berhasil dibidang yang kita inginkan:
1. Merubah Pola Pikir
Ada beberapa kata bijak, "Kita akan menjadi seperti yang kita pikirkan", "Kita akan bisa, jika kita pikir bisa". Ungkapan tersebut bukanlah hanya sekedar kalimat tak bermakna. Jika diibaratkan kita adalah seorang desainer, mampukah kita membuat sebuah gambar atau bangunan tanpa membayangkan dulu apa yang mau digambar dan dibuat? Begitupun sebuah harapan atau cita-cita. Kita takkan mampu memvisualisasikan apalagi mencapainya, jika didalam pikiran kita tidak pernah terbayang sebelumnya. Mari kita mulai merubah pola pikir kita untuk lebih positip secara perlahan. Usahakan merubah pikiran "Apakah saya bisa?" dengan "Saya harus bisa!". Daripada berpikir "Mengapa saya yang menanggung resiko ini?" lebih baik diganti "Saya siap menghadapi segala resiko!".

2. Merubah Lingkungan
Untuk menjelaskan hal ini, saya akan memulai dengan sebuah pertanyaan, "Mengapa harga minuman soda dengan merk yang sama, tapi bisa dengan harga berbeda jika kita beli di warung, bandara, restoran dan hotel berbintang?". Yang membedakan bukanlah merk-nya, tapi dilingkungan mana minuman itu dijual. Pun sama dengan diri kita jika ingin berhasil, maka harus mau berganti lingkungan pergaulan dengan orang-orang yang berhasil. Jika ingin menjadi penulis yang berhasil, harus banyak berhubungan dengan penulis yang sudah berhasil. Jika mau jadi penyanyi yang berhasil, harus banyak berhubungan dengan penyanyi yang berhasil. Jika ingin menjadi petani yang berhasil, harus banyak berhubungan dengan petani yang sudah berhasil. Lingkungan dimana kita bersosialisasi, akan banyak berpengaruh terhadap pembentukan karakter serta tingkah laku kita.

3. Merubah Tindakan
Jika pola pikir kita sudah bagus serta lingkungan yang mendukung, tapi jika kita tidak melakukan apa-apa, maka kita takkan bisa berhasil dibidang apapun. Kita sudah men-setting pikiran untuk ber-wirausaha, lalu sering berhubungan dan belajar kepada wirausahawan/wati yang sukses, tapi kita belum melakukan usaha apa-apa, ya kitapun juga takkan mendapat apa-apa. Kita harus bisa merubah tindakan yang tidak efektif dengan tindakan yang produktif. Sebisa mungkin untuk mengurangi aktivitas yang membuat kita nyaman, karena biasanya aktivitas itulah yang akan menghambat kita melakukan tindakan demi mencapai harapan atau cinta-cita yang telah kita targetkan.

Perubahan itu kadangkala menyakitkan pada awalnya, namun itulah bentuk pengorbanan yang harus kita lakukan agar kita bisa mencapai apa yang telah kita impikan. Seperti kata pepatah, "Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian". Impian takkan bisa terwujud, tanpa sebuah pengorbanan.

Artikel Lain Terkait :


Source :

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...