Siapa sih dari kita yang tidak ingin disukai
oleh banyak orang? Setiap individu yang suka bersosialisasi tentunya
ingin diterima dan disukai oleh lingkungannya. Karena dengan disukai banyak orang,
maka dalam berinteraksi kita akan menjadi semakin enjoy. Tidak ada rasa
curiga, tidak ada rasa iri dan dengki serta tidak ada perasaan tidak
enak di dalam hati orang-orang yang menyukai kita.
Sebetulnya ada cara yang sederhana agar kita disukai banyak orang. Dalam buku Best Seller "Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain" karya Dale Carnegie disebutkan, untuk membuat orang lain menyukai kita adalah dengan cara "Memperlakukan mereka seperti kita ingin diperlakukan".
Meski sederhana namun dalam aplikasinya di kehidupan sehari-hari, cara
ini begitu sulit karena membutuhkan pengorbanan untuk melakukannya.
Mengapa saya katakan sulit dan membutuhkan pengorbanan? Karena seperti
yang pernah saya tulis sebelumnya, bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk egois.
Dalam buku ini juga mengajarkan kepada kita semua melalui sebuah ungkapan bijak, "Jika ingin mendapatkan madu, jangan tendang sarang tawonnya". Maksud dari ungkapan tersebut adalah jika kita ingin mendapatkan respek dan disukai orang lain,
maka jangan pernah menyinggung perasaannya. Apalagi sampai menyakiti
fisiknya dengan cara memukul, menampar, mencakar, atau dengan jurus
apapun yang kita kuasai.
Untuk itu Dale Carnegie memberikan 6 Tips kepada kita, agar menjadi insan yang disukai oleh orang lain:
Berminatlah pada orang lain dengan tulus. Jika kita mengharapkan orang lain menyukai kita, maka tumbuhkanlah minat terhadap orang lain. Hargailah orang lain seperti kita menghargai diri sendiri, karena dengan menghargai orang lain tidak akan pernah mengurangi harga diri kita sendiri.
Tersenyumlah pada semua orang.
Setiap kali kita berjumpa dengan orang, baik yang kita kenal maupun tidak, berusahalah untuk melempar senyum kepada mereka. Sebab dengan memberi senyuman
akan membuat suasana menjadi lebih cair dan bersahabat. Orang yang
tidak kita kenalpun jika diberi senyuman, pasti mereka juga akan
membalas senyum kita (terkecuali orang yang sedang mengalami gangguan
mental). Bahkan mereka akan mengingat-ingat kembali, "Pernah berjumpa dimana ya dengan orang ini?" Padahal tidak pernah berjumpa sekalipun.
Berusaha mengingat nama orang lain.
Nama adalah identitas diri yang paling berharga melebihi pangkat dan
titel. Untuk itu usahakan menyebut nama jika kita memanggil atau
berbicara dengan orang yang kita kenal. Jangan memanggil dengan julukan
yang tidak dia sukai, apalagi menggantinya dengan nama binatang seperti
"anjing" atau "babi".
Jadilah pendengar yang baik.
Pada saat kita mengobrol dengan orang lain, usahakan untuk tidak
mendominasi pembicaraan. Apalagi yang kita bicarakan adalah tentang diri
kita, keluarga kita, hobi kita dan kesuksesan kita. Lama-lama orang
akan menjadi bosan dan menganggap kita sok pamer. Belajarlah
menjadi pendengar yang baik, dengan memberi kesempatan kepada orang
lain untuk bercerita lebih banyak. Jika dia adalah orang pendiam, kita
bisa memancing pertanyaan umum tentang dirinya, keluarganya atau
aktivitasnya. Hindarilah pertanyaan yang bersifat privasi seperti:
gajinya berapa?, istrinya berapa? dan sejenisnya.
Bicarakan minat orang lain.
Di setiap perbincangan apapun dan dimanapun, sebisa mungkin kita kurangi
cerita yang hanya kita minati. Biarkan orang lain yang bercerita
tentang minatnya, karena itu akan membuat dia merasa dihargai. Jika
minat yang dia bicarakan kita tidak tahu banyak, maka kita jawab saja
sebatas yang kita tahu. Jangan menjadi PERSOTI (Pekumpulan Orang Sok
Tahu Indonesia), karena justru mengesankan kita ngawur dan mengada-ada. Belajarlah berbicara menurut sudut pandang orang lain, bukan hanya sudut pandang kita sendiri.
Buatlah orang lain merasa penting.
Dengan siapapun kita bersosialisasi, janganlah pernah memandangnya
karena usia, status sosial, jabatan, dan apapun strata yang melekat pada
dirinya. Buatlah orang lain merasa penting dan kita lakukan itu dengan
tulus. Meski yang kita temui atau kita ajak bicara adalah tukang sampah,
maka berikanlah penghargaan kepadanya tanpa melihat status
pekerjaannya. Bayangkan saja jika tidak ada orang yang menjadi tukang
sampah, depan rumah kita akan menjadi seperti TPA (Tempat Pembuangan
Akhir).
Dengan menerapkan 6 tips
yang diberikan Dale Carnegie ini, akan membuat kita menjadi orang yang
ramah. Tapi seperti saya ungkapkan di awal, bahwa untuk menerapkan tips
ini tidak mudah dan membutuhkan pengorbanan. Dan pengorbanan yang
terbesar adalah kita dituntut untuk menurunkan ego kita. Karena tanpa
menurunkan ego sedikitpun, mustahil kita bisa menerapkan tips-tips yang
diajarkan oleh penulis yang bukunya menjadi panduan bagi kebanyakan orang sukses di dunia tersebut.
Memang teori ini tidak akan bisa dibuat untuk menghitung rangka beton,
menentukan kecepatan mesin, mengukur aerodinamis sebuah mobil,
mengoptimasi serta mempercantik blog
dan ilmu tekhnik lainnya. Namun apa guna kita menjadi orang yang pandai
dan mampu menciptakan produk jika kita tak mampu memasarkannya? Karena
untuk memasarkan produk butuh relasi dan berhubungan dengan orang lain.
Cepat atau lambat, kita akan membutuhkan ilmu tentang bagaimana mencari
kawan dan mempengaruhi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar